Hari Pangan Sedunia 2025: Peran Vokasi Keperawatan dalam Promosi Gizi dan Pencegahan Penyakit

Dunia memperingati Hari Pangan Sedunia (World Food Day) dengan tema Hand in Hand for Better Foods and a Better Future, pada 16 Oktober 2025. Tema ini menekankan pentingnya kolaborasi lintas profesi untuk menciptakan makanan yang lebih sehat, aman, dan berkelanjutan.

Bagi pendidikan tinggi vokasi keperawatan, masalah pangan sangat erat kaitannya dengan profesi. “Perawat tidak hanya fokus pada tindakan kuratif, tetapi juga memainkan peran promotif dan preventif. Mereka memberikan edukasi gizi, mencegah malnutrisi, dan mendorong orang untuk menjalani pola makan yang sehat dan aman. Ini adalah hubungan nyata antara keperawatan dan sistem pangan,” ujar Ketua Umum Ikatan Pendidikan Vokasi Keperawatan Indonesia (AIPViKI), Dr. Pramita Iriana, S.Kp, M.Biomed.

Makanan sebagai Dasar Promosi Kesehatan

Gizi yang baik adalah dasar kesehatan masyarakat. Perawat berada di garis depan dalam memberikan edukasi tentang pentingnya mengonsumsi makanan bergizi, menjaga kebersihan pangan, dan mencegah penyakit akibat pola makan yang tidak seimbang. Upaya promotif dan prefentif ini merupakan bagian penting dalam menurunkan angka stunting, mencegah obesitas, dan mengurangi risiko penyakit kronis.

“Promosi gizi dan pencegahan masalah kesehatan berbasis pangan harus menjadi kompetensi utama mahasiswa vokasi keperawatan, karena akan menjadi agen perubahan pelayanan keperawatan di rumah sakit dan masyarakat,” tambah pakar gizi keperawatan dari STIKes di Jakarta.

Tridharma Perguruan Tinggi, tema Hari Pangan Sedunia 2025, sejalan dengan tridharma perguruan tinggi vokasi keperawatan.

  1. Pendidikan: Integrasi kurikulum mengenai gizi, keamanan pangan, dan pola makan sehat. Siswa diajarkan strategi pendidikan untuk mengubah perilaku masyarakat agar lebih memperhatikan konsumsi makanan bergizi.
  2. Penelitian: Penelitian terapan dilakukan untuk mengukur status gizi pasien, efektivitas edukasi pola makan sehat, dan upaya mengurangi limbah makanan di fasilitas kesehatan. Hasil penelitian ini menjadi dasar intervensi promotif dan preventif di masyarakat.
  3. Pengabdian kepada Masyarakat: Mahasiswa dan dosen terlibat dalam konseling pangan sehat, pelatihan keamanan pangan rumah tangga, dan program kampanye konsumsi makanan bergizi lokal, bekerja sama dengan puskesmas, sekolah, dan kelompok masyarakat.

Tantangan dan Kolaborasi

Meskipun kurikulum vokasi keperawatan padat, integrasi masalah pangan menjadi tantangan dalam membangun kolaborasi lintas sektoral seperti dengan ilmuwan dan ahli gizi, pemerintah daerah dan masyarakat, serta organisasi masyarakat, yang diperlukan untuk memperkuat upaya promotif dan preventif. Melalui edukasi dan advokasi, dapat berkontribusi pada pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya Zero Hunger dan Good Health and Well-being.

Hari Pangan Sedunia 2025 merupakan momen penting bagi kampus vokasi keperawatan untuk berkomitmen membentuk lulusan yang tidak hanya kompeten di bidang klinikal tetapi juga mampu berkontribusi dalam pengembangan kesehatan masyarakat melalui edukasi gizi dan pencegahan penyakit pada semua tingkat usia.

“Makanan yang lebih baik berarti kesehatan yang lebih baik. Perawat harus menjadi pendorong perubahan, bergandengan tangan dengan semua pihak untuk masa depan yang lebih sehat dan berkelanjutan,” pungkas Ketua Umum PP AIPViKI.

Ajakan Aksi

Perhimpunan Pendidikan Vokasi Keperawatan Indonesia mengajak seluruh civitas akademika, tenaga kesehatan, dan masyarakat untuk berperan aktif dalam membangun sistem pangan yang sehat dan berkelanjutan. Melalui pendidikan, penelitian, dan layanan, kita dapat mewujudkan perawat kejuruan yang tangguh, kompetitif, dan inovatif di masyarakat.

“Hand in Hand for Better Foods and a Better Future – Bersama dengan Perawat Vokasi, Mewujudkan Gizi Sehat untuk Bangsa yang Sehat.”

Devisi Humas.
PP AIPViKI Jakarta Indonesia

Admin
Author: Admin